Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Membuat Model Pembelajaran Kooperatif Mini dalam Menghadapi Perubahan Sistem Pembelajaran Daring di Dunia Pendidikan

Model Pembelajaran Kooperatif-  Dunia pendidikan sepertinya akan mengalami pandemi sistem pembelajaran tatap muka atau langsung menjadi sistem pembelajaran daring. Hal ini membuat kebingungan para orang tua murid dan khususnya kepada guru yang sebelumnya melakukan pembelajaran dengan sistem bertemu langsung. 

Progress program pun dirombak dan diubah dari awal pembelajaran tahun ajaran baru. Apakah model-model pembelajaran lama bisa diaplikasikan ke dalam sistem pembelajaran daring dengan kreativitas media pembelajaran? 

Ini adalah tugas pendidik dalam menerapkan sistem pembelajaran yang efektif dan bisa menyeluruh ke dalam semua aspek. Maka, anda perlu mengkombinasikan sistem pembelajaran lama dengan mengembangkannya di belajar daring. 

Model Pembelajaran Kooperatif- merupakan model pembelajaran yang membentuk karakter siswa pendiam menjadi karakter siswa yang aktif. Mau tidak mau, semua siswa akan bertindak dan berperan aktif dalam proses pembelajaran. 

Di dalam sistem daring, siswa, orang tua dan guru saling bersinegri untuk mengedepankan rangkaian kegiatan belajar mengajar secara terbuka sehingga akan menimbulkan keaktifan belajar dan bisa memenuhi target belajar sesuai dengan jenjang pendidikan siswa. Oleh karena itu, pembelajaran kooperatif bisa dipakai pada masa pandemi ini. Lalu, bagaimana proses pembelajarannya? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini

Membuat Model Pembelajaran Kooperatif Mini dalam Menghadapi Perubahan Sistem Pembelajaran Daring di Dunia Pendidikan


1. Membentuk Grup Daring Pembelajaran Melalui Aplikasi Pendidikan

Saat ini sudah banyak aplikasi android yang mendukung pendidikan. Seperti classroom, Grup Whatsapp, Zoom dan sebagainya. Di sini, guru berperan sebagai fasilitator, moderator dan menjadi sumber belajar. 

Sedangkan orang tua dan siswa berperan sebagai peserta diskusi yang aktif. Guru memberikan materi belajar lalu menjelaskan melalui aplikasi di atas. Ini akan membantu orang tua yang sekiranya belum mempunyai android. Sehingga, mereka bisa mengkoordinasi orang tua yang lain untuk berkumpul bersama sambil menyimak penjelasan guru dan tentunya tetap berjaga jarak serta mematuhi protokol kesehatan


2. Sistem Nilai Berdasarkan Keaktifan Siswa Saat Pembelajaran Daring

Untuk mendukung sistem pembelajaran koorperatif, dibutuhkan tambahan biaya dalam memenuhi proses belajar. Tidaklah mengapa bagi anda , karena penyedia kuota memang saling berlomba-lomba untuk memberikan fasilitas dan kualitas jaringan terbaik dengan harga terjangkau. Jangan khawatir, anda pasti bisa melewati masa-masa sulit ini. 

3. Mengajarkan Nilai-Nilai Kebudayaan Indonesia yang Sesungguhnya

Dengan metode pembelajarn ini, anda harus menghadapi berbagai macam tanggapan dan jawaban yang berbeda. Tidak ada yang sama dari sekian jumlah siswa yang anda ajar. Sehingga ini bisa menanamkan sikap berfikir kritis, mandiri dan menghargai pendapat siswa lain dengan kelegaan tanpa menimbulkan perbedaan. Semua terjadi adanya kesepakatan bersama dan diselesaikan dengan bermusyawarah. Apalagi, saat proses pembelajaran daring berlangsung orang tua berperan besar dalam menentukan arah belajar siswa. 

4. Saling Memberi Semangat dan Motivasi Belajar

Apakah hanya guru saja yang bisa memberi motivasi belajar kepada siswa? Justru di dalam masa pandemi ini, semua element masyarakat saling memberikan support dan dukungan agar sama-sama belajar. 

Menciptakan keadaan yang rukun tanpa membeda-bedakan ras, suku dan agama menjadi tantangan tersendiri bagi siswa khususnya. Misalnya dalam mengerjakan tugas pengayaan, siswa akan merasa bertanggung jawab atas apa yang sudah dikerjakannya secara individu. Perlahan akan muncul rasa untuk terpanggil mengerjakan tugas sekolah tersebut dan menyelesaikan dengan tepat waktu. 

Model pembelajaran Kooperatif memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dalam menerapkannya, semua kembali kepada anda saat mengajar dan bertatap muka secara tidak langsung terhadap siswa. Semoga di masa sulit ini, anda tetap semangat dalam mengajar. 

21 komentar untuk "Membuat Model Pembelajaran Kooperatif Mini dalam Menghadapi Perubahan Sistem Pembelajaran Daring di Dunia Pendidikan"

  1. Setuju dengan metode pembelajaran koorperatif. Karena faktanya di lapangan, saat daring hanya anak2 yang itu2 saja yang aktif. Lainnya silent reader, copy paste jawaban, atau malah tidak muncul. Semoga metode ini bisa diterapkan dan efektif ke depannya.

    BalasHapus
  2. Ide yang bagus kak, dengan metode seperti itu semua orang dapat melakukan perannya masing-masing.

    BalasHapus
  3. Guru memang lebih capek sebenarnya ya di sistem daring ini. Karena perannya akan jadi banyak banget. Jadi fasilitator, moderator sampe jadi narasumber ilmu nya. Tapi saya berharap semoga segera berakhir pandemi ini.. biar semua kembali aman masuk sekolah.

    BalasHapus
  4. semangat untuk pendidik. saya setuju dengan sistem daring ini. semoga kita semua sehat dan bisa kembali beraktifitas. untuk anak2 dapat bersekolah lagi

    BalasHapus
  5. Semoga dengan model pembelajaran kooperatif ini bisa memaksa anak pendiam untuk mau berbicara mengungkapkan apa yang dipikirkannya. Karena masih banyak anak yang punya banyak ide, tapi nggak mau mengungkapkan idenya itu

    BalasHapus
  6. Sebagai ibu, aku sangat merasakan dampak dari SFH ini. Nggak cuma anaknya yang harus struggle, ibuknya juga harus melek teknologi dan pinter ngejelasin materi ke anak. Soalnya anakku masih ada yang TK, jadi sangat nggak memungkinkan dia ikut kelas daring sendirian. Dan mengajarkan anak tentang materi tanpa punya keahlian di bidang pendidkan tuh berat,,,, Marimar! hahahaha... tapi ya mo gimana lagi? Demi tetep sehat ya harus dilakukan. Semoga semua ini cepat berlalu amin

    BalasHapus
  7. Emang saat ini butuh banget yang namanya saling menyemangati. kadang sedih banget baca, ortu nyalahi guru dan guru nyalahi anak-anak dan ortu. Duh, saat ini kita sama-sama dalam keadaaan sulit. Sebenarnya kita semua belum siap untuk PJJ tapi mau tak mau ini solusi terbaik saat ini.

    BalasHapus
  8. Iya,anak kan beda beda. Apalagi di Indonesia, terutama di desa. Anak2 blm berani open. Jd masih pasif 😊🙏

    BalasHapus
  9. Mudah-mudahan ngga sampai ngubah kurikulum yaa kak. Kasian banget deh liatnya pembelajaran via daring ini lebih banyak menyita waktu, tenaga, juga uang

    BalasHapus
  10. Semoga segera berlalu, sebagai guru dan ortu yang dua anaknya daring, rasanya jadi mengabaikan anak sendiri karena harus fokus di kelas daring milik sendiri. Sudah kangen berjumpa langsung dengan anak-anak dan mendengar cerita mereka secara langsung.

    BalasHapus
  11. Tidak semua siap pembelajaran daring tp situasi mengharuskan semua siap. Seharusnya ada masa transisi ya misal 2 hari daring selebihnya tatap muka dlm jmlh terbatas dan tetap pakai protokol kesehatan..tp ya hrs ada kebijakan jg sih ya

    BalasHapus
  12. Di tengah situasi yang sekarang ini sudah seharusnya kita memang saling memberi semangat dan memotivasi anak ya kak, baik sebagai seorang pengajar maupun orang tua harus saling mendukung ya

    BalasHapus
  13. Untuk guru pada masa pandemi ini menjadi suatu tantangan sendiri ya kak, sehingga harus ada ide kreatif gimana membuat model pembelajaran kooperatif melalui daring ini, semangat kak, tapi pasti kangen ya melihat anak murid secara langsung .

    BalasHapus
  14. Kayak gini kalau sampe ada yg bilang guru di masa pandemi cuma makan gaji buta, rasanya ikutan emosiiik. Semangat untuk seluruh guru, murid dan walinya dalam belajar daring yah

    BalasHapus
  15. Untuk nilai-nilai kebudayaan ini yang menurut saya sudah mulai pudar tergerus kemajuan zaman. Sepertinya memang perlu diajarkan lagi untuk mengenalkan siswa pada kebudayaan negeri ini.

    BalasHapus
  16. Setuju, memberikan penilaian berdasarkan keaktifan siswa di grup daring. Karena pernah ditemui ada peserta didik (dalam hal ini mahasiswa), setelah isi presensi, grupnya gak dibuka2 lagi, huhuuu

    BalasHapus
  17. Penilaian nya berdasarkan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran ya?
    Sepakat, karena ada beberapa keluhan guru, ada siswa cuma muncul absen, habis itu ngilang, dipanggil gak nyahut, ditanya gak jawab, setelah dijapri, bilang minta maaf, karena ketiduran. Heemmm...

    BalasHapus
  18. Bagi perguruan tinggi, model pembelajaran daring mungkin cepat bisa diadaptasi. Untuk anak sekolah dasar, memang butuh usaha lebih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saat ini orang tua dituntut untuk belajar lagi (terutama teknologi) karena orang tualah yang pada akhirnya harus menerangkan dan memgajarkan kembali apa.yang sudah diterangkan guru..

      Hapus
  19. Saat ini orang tua dituntut untuk belajar lagi (terutama teknologi) karena orang tualah yang pada akhirnya harus menerangkan dan memgajarkan kembali apa.yang sudah diterangkan guru..

    BalasHapus
  20. Yup.. saat ini menjadi orang tua dituntut untuk mau belajar juga terutama untuk Teknologi Informasi.. pastinya tidak mudah.. tapi biar sejalan dengan tugas yang diberikan oleh sekolah dan guru

    BalasHapus